WeLcoMe to NatnitnoLe Room

Selamat menikmati serakan kata yang tak begitu berarti tapi mungkin cukup mewakili... semoga bermanfaat bagi semua yang menikmatinya ^_^  

Jumat, 09 April 2010

"Serakan Kata Dari Jogja"


Jogja bro’....

Aku bicara soal kota jogja, tempat para raja pernah bertahta dan para penjahat sekarang makin banyak saja. Jogja, tempat yang aku huni saat ini. 29 juni 2007 kali pertama aku menginjakan kaki di tempat ini. Tempat makian dan umpatan. Tempat para gadis makin kian pintar berdanadan. Tempat para mahasiswa sibuk merencanakan jalan ke masa depan. Tempat para perempuan malam. Tempat para bajiangan. Tempat kaum cendikiawan. Tempat sajak sekaligus tempat sampah (di kutip dari buku berjudul “Belajar Nakal; catatan berantakan dari kota setengah gila” , 2005, Adhe. Penerbit Alenia. hal. 38-39). Dua budaya dunia jadi satu, kota yang menyuguhkan segala tawarannya... aku ingin bertanya kepadamu? Nonton pameran di Bentara Budaya atau Hang Out ke The Club? Semua kamu sendiri yang menentukan, dan aku tidak memaksa mu untuk memilih salah satu darinya. Pilih saja keduanya pabila kamu suka.
Di jogja, kita masih mungkin melakukannya secara bersamaan. Bukan karena memang menyukai dua hal yang berbeda, namun karena di kota ini dua pilihan menjadi akrab dan suhu lingkungan turut mengkondisikan kehendak kita. Kota jogja yang menyajikan budaya yang ia punya, heran kah kamu ketika kota jogja begitu banyak dikunjungi bus – bus parwisata ber plat luar? Itu sungguh sering terjadi. Buat apa mereka kemari tidak kah cukup mengetahui kota jogja dengan membaca buku sejarah saja? Buat apa mereka ke jogja bila hanya memasuki mal – mal. Apa kah dikota mereka tak ada? Jogja begitu istimewa, sayang sekali bila singgah dikota ini tapi tidak mengetahui keistimewaannya. Bandingkan dua kejadian ini : “Seorang mahasiwi mengajak ibunya yang sedang menengoknya dijogja ke Ambarukmo Plaza dan belanja berbagai macam barang disana” dengan “Seorang mahasiswi yang mengajak ibunya yang sedang menengoknya dijogja ke Bringharjo dan melihat kerajinan tangan serta membeli beberapa batik sebagai buah tangan”. Manakah yang menurut kalian paling meninggalkan kesan bahwa sang ibu pernah kejogja?
Kota Jogja sedari aku tiba satu dasawarsa lalu hingga sekarang aku mampu mengenyahkan kehendak untuk meninggalkan tempat ini. Memang makin banyak mengalami perkembangan ataupun perubahan. Tak perlu kuterangkan dengan rinci dan sekian hasta inci, cukuplah dengan mengingat bahwa apapun keadaannya, ini kota ku. Sebagai satu kota tradisional bekas ibu kota sebuah kerajaan jawa, jogja masih mampu membina bentuk-bentuk seni pertunjukan tradisional yang berorientasi kepada cita-cita aristorasi dan keraton. Hal ini terbukti masih kuatnya seni pertunjukan di kedua istana yang ada di Jogja.
Sebagai bekas ibu kota republik, Jogja yang secara kultural berorintasi pada nilai-nilai kebudayaan Jawa ini mengalami dialog nilai budaya dengan nilai-nilai secara lebih gencar lagi. Karena kedudukannya pula sebagai kota pelajar, maka warga Jogja akomodatif terhadap nilai-nilai budaya yang berasal dari luar wilayah kulturalnya. Pelajar dan mahasiswa di Jogja ini kemudian berpapasan dengan nilai-nilai budaya “asing” yang menjadi perlengkapan pula dalam gaya hidup mereka: jeans, rock, kendaraan bermotor, dan aksesoris lainnya. Sementara itu, desa-desa yang menjadi “markas budaya” mereka “asli” berada tidak jauh dari kota Jogja. Oleh karena itulah, generasi muda ini senang mendengarkan musik rock muktahir, menonton flim terbaru bikinan Hollywood, mengenakan jeans dan tank-top, namun sewaktu-waktu masih sempat menonton dangdut di Purawisata atau ketoprak di Purna Budaya.
Merapi, Tugu, dan Keraton... berada segaris dikota Jogja (Utara-Selatan), yang konon katanya memiliki arti tersendiri. Dataran tinggi dikota jogja adalah Utara, utara mengalir keselatan. Tapi mengapa air selokan berarah dari barat ke timur? Semua begitu istimewakan... singgahlah sejenak diJogja maka kamu akan merasakan keistimewaannya. ^_^
(banyak kata dikutip dari buku"Belajar Nakal" adhe. yg diterbitkan oleh Alinea)

-atien-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar